Pemeriksaan Fisik Umum Kulit Dan Integumen
Pemeriksaan Fisik Umum Kulit Dan Integumen. Pemeriksaan kulit
merupakan bagian dari diagnoasis fisik. Kondisi kulit pasien harus dikemukakan
secara teliti oleh pemeriksa. Banyak kondisi kulit yan berhubungan dengan
penyakit sistemik yang luas. Pada diagnosis fisik, kita harus mengenal dengan
baik beberapa kondisi kulit yang umum terjadi. Pemeriksaan kulit harus
dilakukan dengan pencahayaan yang baik, biasanya menggunakan cahaya alamiah
atau cahaya buatan yang serupa dengan cahaya alamiah. Pemeriksaan kulit
meliputi inspeksi dan palpasi.
Sumber gambar: phillyskinandlaser.com
PEMERIKSAAN
KULIT MELIPUTI:
A. WARNA
Warna kulit normal merupakan hasil
campuran 4 pigmen, yaitu : Melanin ( coklat), karoten ( kuning ),
oksihemoglobin ( merah ), reduced Hb (
merah kebiruan ). Penentu warna kulit normal ( kecuali albino ) adalah jumlah
melanin. Pasien biasanya lebih sensitive terhadap perubahan yang terjadi pada
warna kulitnya sendiri, jadi tanyakanlah mengenai perubahan warna tersebut.
Perhatikanlah apakah terdapat hiperpigmentasi, hipopigmentasi, kemerahan,
pucat, sianosis, kecoklatan atau kekuningan.
Kulit berwarna kemerahan karena
oksihemoglobin dan pucat karena kekurangan oksihemoglobin terlihat baik pada kuku
jari, bibir, membrane mukosa, terutama mulut dan konjungtiva palpebra.
Perhatikan daerah – daerah ini terutama untuk menilai kepucatan. Pada orang
berkulit hitam, pemeriksaan telapak tangan dan telapak kaki dapat berguna untuk
melihat perubahan warna kulit. Bibir, mukosa bukal, dan lidah biasanya baik
untuk untuk menilai sianoasi sentralis.
Kuku dan kulit ekstremitas membantu mengidentifikasi sianosi
perifer. Wna kulit pucat yang sangat
hebat merupakan keadaan abnormal yang harus mendapatkan perhatiaan pada
penderita anemia berat.
Sedangkan warna kulit kuning akibat
kelebihan karoten dapat dilihat pada telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.
Warna kuning karena ikterus terutama dapat dilihat pada konjungtiva bulbar,
konjungtiva palpebra, bibir, platum durum, dibawah lidah dan pada kulit itu
sendiri.
Warna merah berlebihan tampak pada kulit
yang baru terbakar matahari, dan lebih jelas pada eksantema yang terjadi pada
penderita Scarlet fever.
Warna kulit yang sangat merah bahkan
sampai tampak keunguan sering terjadi pada penderita Polistemia vera, dan
keadaan tersebut dapat dilihat degang baik wajah dan tangan.
Sedangkan kulit yang berwarna kuning lemon
biasanya ditemukan pada penderita pada anemia pernisiosa. Warna jingga yang
khas di kulit terutama pada telapak tangan terjadi pada penderita diabetes
meliitus, dikenal dikenal sebagai
Xanthosis ( nodul kecil berwarna jingga/oranye). Xanthoma diabeticorum
merupakan komplikasi kulit yang hebat pada diabetes mellitus.
Warna
kulit kekuningan ( ikterus ) ditemukan pada penyakit hati. Pada kasus
ini, warna kulit bervariasi mulai dari kuning terang sampai kehijauan atau
bahkan kecoklatan. Kondisi ini biasanya terjadi pada hepatitis infektiosa
sampai batu empedu (gall stone) atau
penyakit keganasan dari saluran empedu , dan semua penyakit hati obstruktif.
Sianosis, warna kebiruan pada kulit
berhubungan dengan anoksemia atau berkurangnyan oksigen di dalam darah.
Biasanya banyak terjadi pada gagal jantung dan pneumonia. Pada penyakit
tersebut, sianosis pertama kali tampak ditelinga dan ujung hidung. Sianosis
kronis terlihat pada penyakit jantung congenital dan polisetimia vera. Pada
kedua ondisi tersebut terjadi peningkatan sel darah merah.
Sianosis yang mencolok tampak pada
hambatan vena cavasuperior. Hambatan pada vena cavasuperior menyebabkan
setengah badan bagian atas termasuk wajah dan lengan menjadi sianosis berat,
sedangkan hambatan pada vena cavainferior menyebabkan sianosis pada setengah
tubuh bagian bawah. Sianosis dapat juga terjadi karena keracunan beberapa bahan
kimia dan penggunaan yang terus menerus dari beberapa obat. Sianosis juga dapat
terlihat pada fibrosis paru, emfisema yang berat dan mitral stenosis.
Pada penderita Addison’s disease dan
Hemochromatosis terdapat perubahan warna kulit menjadi kecoklatan yang sangat
mencolok. Keduannya mengalami pigmentasi yang menetap. Perbedaanya adalah :
pada addison’s disease terdapat hipotesi dan penderita tampak lemah sekali,
sedangkan pada Hemochromatosis biasasnya ditemukan glukosuria.
B.
KELEMBABAN DAN TEMPERATUR
Perhatikan
apakah kulit normal, kering,berkeringat, berminyak. Kulit kering hipotirodisme
Kulit berminyak pada yang berjerawat. Kulit yang lembab sering ditemukan pada
hipotirodisme terutama pada telapak tangan dan kaki, miksedema, kulit kering
dan kasar.
Gambaran
kasar kulit tebal merupakan gambaran yang khas dari sekleroderm. Pada
ichthyosis( kulit ikan ) tampak kulit beralur dan bersisik seperti sisik ikan.
Biasanya ichthyosis terdapat pada ras Afrika ( kulit hitam) dan berlokalisasi
didaerah tungkai.
Keadaan
kulit yang kasar dan berminyak sering terjadi, terutama pada penderita
tuberculosis.
TEMPERATUR: Gunakanlah belakang jari untuk
membuat penilaian suhu pada kulit yang merata dapat ditemukan pada demam,
Hipertiroidisme. Sedangkan suhu rendah (dingin) terjadi pada hipertiroidisme.
Keadaan hangat pada lokasi tertentu biasanya disebabkan inflamasi.
C. LESI
Warna Lesi
Erythema sementara
terdapat lesi berwarna merah, beberapa karsinoid metastatic. Defigmentasi
(HIPOPIGMENTASI) biasanya pada vitiligo, tinea vesikolor, atau albino. pigmentasi
kecoklatan (HIPERPIGMENTASI) sering ditemukan pada Adisindisis. Warna kuning dihasilkan
oleh deposit pigmen empedu, karotenema, atau bahan celup atabrine.
D. VASKULARISASI
1. Intradermal Haemorrhagi
Merupakan ekstravasasi darah pada kulit yang membentuk suatu
area yang mula-mula berwarna merah kemudian menjadi biru, beberapa hari kemudian
akibat degenerasi hemoglobin waranya menjadi hijau atau kuning dan akhirnya
menghilang. Karena darah berbeda ektravaskuler, warna tidak memucat dengan
penekanan
· Petekie
: merupakan ekstravasi darah pada kulit membentuk suatu bundaran cembung.
Petekie terjadi pada peningkatan tensi pendarahan atau emboli bskteril pada
kulit. Petekie berwarna merah tua, berukuran 2 mm, tidak terjadi pulsasi, dan
distribusinya sangat bervariasi.
· Ekimosisi
: merupakan ekstravasi darah diluar pembuluh, sering terjadi setelah trauma.
Berbentuk bundar, oval atau ireguler. Warna ungu, pucat sampai hijau atau
kuning. Berukuran lebih besar dari petekie, distribusinya bervariasi.
· Hematoma
: merupakan suatu daerah dimana pendarahan yang cukup luas menyebabkan
peninggian kulit atau mukosa. Daerah yang teebendung tersebut sering member
warna pada permukaan.
2. Scurvy
Ditemukan pendarahan dermal, perifolikuler, distribusi
sering pada ekstremitas inferior.
3.
Rocky Mountain Spooted Fever
Kurang lebih pada hari keempat demam, tampak erupsi
berupa mukola eritematosa, berdiameter 2-6 mm yang memucat pada penekanan. Ruam
dimulai dari pergelangan tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki, menyebar
secara sentripetal
ke tubuh, muka, aksila dan pantat.
4. Rose
Spot pada
Demam Tifoid
Merupakan papula eritematosa, berdiameter 2-4mm,
memucat bila ditekan. Tampak dalam minggu ke-2 demam, biasanya beberapa
kelompok saja.
5.
Chery Angioma (Ruby Spot/de Morgan Spot/Senile
Angioma)
Berukuran <3mm,
sering tidak lebih besar dari kepala peneliti, berwarna merah terang, berbentuk
bundar tidak beraturan. Pada lesi yang lebih besar agak menonjol.
Pertumbuhannya dikelilingi hal tipis pada kulit ucat , adanya tekanan
menyebabkan warnanya menjadi pucat sebagian. Angioma ini sering tampak pada
jumlah besar dikulit torak dan lengan, kemudian pada wajah dan abdomen.
Sedangkan dalam jumlah kecil tampak pada lengan bawah dan ekstremitas inferior.
Pada orang tua, lesi ini menjadi atrofis dan hilang.
6. Telangiektasia (Osler’s Dsiase)
Berbentuk bintik berwarna merah gelap, berdiameter 1-2mm.
biasanya tidak menonjol, beberapa tampak agar datar. Bagian luar kulit tertutup
sisik keperakan, adanya tekanan mengakibatkan perubahan warna menjadi pucat.
Dengan menggunakan kaca slide, bintik tersebut tampak berdenyut. Lokalisasi
pada permukaan telapak tangan dan jari, kulit dibawah kuku,
bibir,teling,wajah,lengan,dan jari kaki.
7. Venous
star
Lesi ini terjadi karena faktor usia atau karena obstruksi vena.
Besarnya berfaeiasi dari beberapa millimeter sampai beberapa sentimeter.
Bentuknya bervariasi, mungkin berbentuk jarring laba-laba atau linier, ireguler, dan menyerupai air terjun.
8. Palmar Erythema
Erythema difus meliputi area tenar dan hipotenar.
Warna kemerahan pada telapak tangan dan ibu jari. Sering didapat pada pasien
penyakit hati, dan saat kehamilan. Erythema ini cendrung menghilang setelah
kelahiran.
E. TURGOR
Turgor kulit biasanya
menurun pada keadaan dehidrasi, atrofi kutaneus pada orang tua dan kehilangan
jaringan tubuh yang cepat saat menurunkan berat badan.
Cara pemeriksaan turgor
kulit adalah dengan melakukan cubitan. Pada keadaan normal, setelah dicubit kulit cepat kembali ke keadaan semula. Pada
kehilangn turgor lipatan menetap beberapa saat setelah dilakukan cubitan.
Turgor kulit juga dapat digunakan untuk menilai keadaan gizi
seseorang, misalnya pada penderita malnutrisi (kwashiorkor).
F. EDEMA
Edema terjadi karena peningkatan komponen ekstrvaskuler
(interstitial) dari volume cairan ekstraseluler.
Pada gejala awal, pasien
yang menggunakan cincin terasa lebih sempit dari sebelumnya. Edema pada kulit
dinamakan pitting edema, jika ditandai adanya lekukkan yang menetap setelah
kulit ditekan. Penyebab edema dapat dibagi dalam 2 kelompok :
· Penyebab
sistemik (general) meliputi gagal ginjal khongestif, hipoalbuminemi, retensi
garam dan air berlebihan oleh ginjal
· Penyebab
local, seperti stasis vena, stasis limfatik
Edema pada salah satu tungkai atau
kedua lengan biasanya disebabkan oleh obstruksi vena. Edema karena
hipoproteinemi mempunyai distribusi luas terutama pada kelopak mata dan wajah.
Pada gagal jantung, edema terjadi pada kaki dan jelas pada siang hari. Pada
individu dengan riwayat edema berulang, kulit pada daerah edema tampak tebal.
Indurasi, dan kemerahan. Pengukuran tekanan vena sangat penting dalam
mengevaluasi edema.
Sumber :
1. Prasetya, Edhiwan, (2006). Buku Panduan
Diagnostik Fisik Di Klinik Edisi Revisi. Bandung: PT.Danamartha Sejahtera Utama
Dalam :
1. Iing, 2015. Buku
Pegangan Mahasiswa Semester 1. Mataram: Skills Lab Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Al-Azhar
0 Response to "Pemeriksaan Fisik Umum Kulit Dan Integumen"
Posting Komentar