Pemeriksaan Fisik Umum Genitalia

Pemeriksaan Fisik Umum Genitalia. Pemeriksaan fisik pada daerah genitalia dibagi menjadi 2 yakni pada pria dan wanita.

Sumber gambar: youtube.com

GENITALIA PRIA
Pemeriksaan genitalia pria terdiri atas :
·       lnspeksi dan palpasi dengan pasien berbaring
·       lnspeksi dan palpasi dengan pasien berdiri
1.     Inspeksi dan Palpasi dengan Pasien Berbaring
a.     Inspeksi Kulit dan Rambut
Kulit lipat paha harus diperiksa untuk melihat adanya infeksi jamur superfisial, ekskoriasi atau lainnya. Ekskoriasi mungkin menunjukkan infeksi skabies. Perhatikanlah distribusi rambut. Periksalah rambut pubis untuk melihat adanya kutu rambut atau nits (kumpulan telur) yang melekat pada rambut tersebut.
b.     lnspeksi Penis dan Skrotum
Pada pemeriksaan penis dan skrotum, perhatikanlah hal-hal berikut:
·       Apakah pria ini disunat
·       Perhatikan ukuran penis dan skrotum (bandingkan kiri dan kanan).
·       Apakah terdapat lesi, edema di penis dan skrotum
·       Perhatikan bentuk penis (phimosis)
·       Perhatikan meatus eksternal uretra
·       Perhatikan letak muara eksternal (normalnya terletak ditengah glans penis)
·       Perhatikan adanya cairan abnormal yang keluar dari muara urethra (discharge)
c.     Inspeksi Massa di Lipat Paha
Pasien di suruh untuk batuk, atau mengejan sementara anda memeriksa lipat paha. Suatu tonjolan yang timbul secara tiba-tiba mungkin menimbulkan suatu hernia inguinal atau femoral.
d.     Palpasi Nodul Inguinal
Dengan menggerakkan jari secara memutar sepanjang ligamentum inguinal, pemeriksa dapat menentukan adanya adenopati inguinal. Biasanya nodul-nodul limfe berukuran kecil (0,5 cm) dan dapat digerakkan dengan bebas ditemukan didaerah ini.
2.     lnspeksi dan Palpasi Dengan Pasien Berdiri
Pasien kemudian diminta berdiri sementara pemeriksa duduk di depannya.
a.     Inspeksi Penis
Jika pasien tidak disunat, kulup (preputium) harus diretraksikan, untuk menentukan keketatan katup. Parafimosis merupakan suatu keadaan dimana kulup dapat diretraksikan tetapi tidak dapat dikembalikan ketempat semula dan tertahan di belahan korona. Bahan putih seperti keju di bawah kulup adalah smegma dan itu adalah normal.
Fimosis ada jika kulup tidak dapat diretraksikan dan meghalangi pemeriksaan glans secara memadai. Karena glans juga tidak dapat dibersihkan, smegma tertumpuk, sehingga dapat menimbulkan peradangan glans, yang disebut balanitis.
b.     lnspeksi Meatus Eksternus
Pemeriksa harus memperhatikan posisi meatus uretra eksternus. Letaknya harus ditengah glans. Meatus diperiksa oleh pemeriksa dengan meletakkan kedua tangannya disisi glans penis dan membuka meatus.
Kadang-kadang meatus uretra akan bemuara pada permukaan ventral penis, suatu keadaan yang disebut hipospadia. Keadaan yang jarang ditemukan adalah epispadia, yaitu suatu keadaan dimana meatus terletak pada permukaan dorsal penis.
c.     Palpasi Penis
Palpasi batang mulai dari glans sampai basis penis. Adanya parut, ulkus, nodulus, indurasi, atau tanda-tanda peradangan harus dicatat.
d.     Palpasi Skrotum
Skrotum diperiksa kembali dalam posisi berdiri. Perhatikan isi skrotum. Harus ada 2 testis.
e.     Palpasi Testis
Setiap testis di palpasi secara terpisah. Pakailah kedua tangan untuk memegang testis dengan lembut. perhatikan ukuran, bentuk dan konsistensi tiap testis. Nyeri tekan dan nodularis tidak boleh ada.
Testis normal mempunyai konsistensi seperti karet. Ukur konsistensi satu testis di bandingkan dengan testis lainnya. Apakah satu testis terasa lebih berat di banding lainnya.

GENITALIA WANITA
Pada semester awal, pemeriksaan genitalia feminina atau alat genital wanita akan dibatasi hanya genitalia eksterna. Lebih dalam akan dibahas pada modul reproduksi berikutnya.
2.1.   Anatomi Alat Genital Wanita
Secara garis besar, alat genital wanita terdiri dari 2 bagian, yaitu : alat genitalia eksterna (Mons veneris/pubis, labia mayora, labia minora, vulva, bulbus vestibule sinistra et dextra, introitus vagina, perineum),; alat genitalia interna (Vagina, uterus, tuba falopi, ovarium)
a.     Alat Genitalia Eksterna
-            Mons veneris/pubis adalah bagian yag menonjol di atas simfisis dan pada wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan
-            Labia mayora terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak. Ke bawah dank e belakang kedua labia bertemu membentuk komissura posterior
-            Labia minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora
-            Vulva adalah celah yang dibatasi oleh mons pubis dan kedua labia mayora. Vulva merupakan muara dari vagina
-            Bulbus vestibuli terletak di bawah selaput lendir vulva, mengandung banyak pembuluh darah
-            Vagina adalah suatu pipa yang dibatasi jaringan otot yang kuat. Panjang bagian anterior sekitar 7cm, sedangkan bagian posterior 2cm. Aksis vagina sejajar dengan pintu keluar rongga panggul, pada wanita yang berbaring kemiringan arahnya 30-40 terhadap bidang horizontal. Sudut ini penting dipahami jika akan melakukan pemeriksaan ginekologi.
2.2.     Posisi Penderita
1.     Posisi Litotomi
Pasien berbaring pada meja pemeriksaan ginekologi. Bagian belakang kedua sendi lutut disangga oleh penyangga kaki sehingga daerah perineum terpapar.
2.     Posisi Miring
Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur miring ke sebelah kiri, sambil paha dan lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar. Posisi demikian hanya baik untuk pemeriksaan inspekulo
3.     Posisi Sims
Posisi ini hampir sama dengan posisi miring, hanya tungkai kiri hamper lurus, tungkai kanan ditekuk kea rah perut dan lututnya diletakkan pada alat
2.3.     Persiapan
1.     Persetujuan Pemeriksaan :
a.          Menjelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien
b.         Menjelaskan tujuan dari pemeriksaan
c.          Memberitahukan bahwa pemeriksaan ini kadang mengkhawatirkan dan menimbulkan rasa tak nyaman
d.         Memastikan bahwa pasien mengerti dan memahami penjelasan yang telah disampaikan
e.          Memastikan bahwa pasien setuju bila akan dilakukan pemeriksaan ginekologi terhadap dirinya
2.     Persiapan Pemeriksaan :
a.          Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih.
b.         Pasien diminta untuk untuk membuka pakaian bagian bawah
c.          Atur posisi ibu dengan posisi LITHOTOMI diranjang pemeriksaan.
d.         Letakkan kedua kaki pada penyangga.
e.          Hidupkan lampu sorot dan arahkan tepat ke genitalia eksterna.
Inspeksi
                    Pemeriksaan genitalia eksterna.
Pengamatan dilakukan terhadap genitalia eksterna khususnya daerah vulva. Hal-hal yang diamati adalah :
-       Pertumbuhan dan pola pertumbuhan rambut pubis dan kelainan pada folikel rambut pubis
-       Keadaan kulit di daerah vulva (perlukaan, vesikel atau nodul, pruritus, tumor)
-       Keadaan klitoris (apakah ada pembesaran klitoris)
-       Keadaan meatus uretra (infeksi, tumor)
-       Keadaan labia mayora dan minora (simetris atau tidak, perlukaan, penonjolan atau pembengkakan)
-       Keadaan perineum (pembengkakan, sikatriks atau bekas episiotomy, pemendekan karena sisa persalinan atau adanya tumor) dan komisura posterior (utuh/rupture)
-       Keadaan introitus vagina

-       Apakah ada discharge yang mengalir pada liang vagina (jenis atau wujudnya, konsistensinya, banyaknya, berbau atau tidak).

   
    Sumber:    
    1.     Adams. Textbook of Physical Diagnosis.17ed.Williams & Wilkins.1987.
    2.     Delp MH, Manning RT. Major Diagnosis Fisik. Terjemahan Moelia Radja Siregar. EGC 1996
    3.     Lynn. S. Bickley; Bates Guide to Physical Examination and History taking, 8 th Edition, Lippincott 2003.
   4.     Simadibrata MK, 2006. Pemeriksaan abdomen, urogenital dan anorektal. Dalam: Sudoyo A. W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK. S, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, hal:51-55.
   5.     Zubir N. Pemeriksaan abdomen. Dalam: Acang N, Zubir N, Najirman, Yuliwansyah R, Eds. Buku Ajar Diagnosis Fisik. Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. 2008

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemeriksaan Fisik Umum Genitalia"

Posting Komentar