Pemeriksaan Fisik Umum Toraks Dan Paru

Pemeriksaan Fisik Umum Toraks Dan Paru. Pemeriksaan fisik torak sebenarnya terdiri dari 3 bagian, yaitu pemeriksaan fisik paru, pemeriksaan fisik mammae, dan pemeriksaan fisik aksila. Sebelum lebih jauh, kita harus mengenal terlebih dahulu beberapa lokasi anatomis yang penting yang dapat menolong kita dalam melakukan pemeriksaan fisik toraks;

1)    Menentukan letak sela iga (intercostal space = ICS)
1.1  Dinding dada depan
       pertama-tama temukan incisura jugularis sterni. Kemudian gerakan jari 5 cm atau lebih ke arah kaudal sampai menemukan angulus sterni ludovici yang menghubungkan manubrium sterni dan korpus sterni. Lalu gerakan jari ke lateral untuk menemukan iga II. Dari sela iga II, gunakan 2 jari untuk menyususri sela iga berikutnya
1.2  Dinding dada belakang
a.     dengan jari-jari pada satu tangan, tekan dan telusuri dinding dada belakang dari daerah lumbal ke kranial sampai teraba sisi inferior iga XII.
b.     Angulus inferior scapulae terletak setinggi vertebra thoracal VII atau sela iga VII

2)    Menentukan Vertebra
       Posisi kepala penderita dalam keadaan fleksi ke depan. Ujung prosesus spinosus yang paling menonjol adalah vertebra C7. Kadang-kadang terdapat dua buah prosesus spinosus yang kelihatannya sama-sama menonjol, yaitu C7 dan Th1. Vertebra berikutnya dapat ditentukan dengan meraba prosesus spinosusnya.

3)    Menentukan garis-garis imajiner di dinding dada
a.     Garis midsternal: garis vertikal yang melalui pertengahan sternum
b.     Garis sternal: garis vertikal sejajar midsternal pada tepi sternum
c.     Garis parasternal: garis vertikal 1 cm lateral dari garis sternal
d.     Garis midklavikula: garis vertikall yang sejajar dengan garis midsternal dan memotong pertengahan masing-masing tulang klavikula
e.     Garis aksilaris anterior: garis vertikal yang melalui lipatan aksila anterior
f.      Garis aksilaris posterior: garis vertikal yang melalui lipatan aksila posterior
g.     Garis midaksilaris: garis vertikal yang dimulai dari puncak aksila atau garis vertikal yang terletak dipertengahan antara garis aksilaris anterior dan posterior.
h.     Garis midspinal: garis vertikal sepanjang prosesus spinosus vertebra
i.      Garis midskapula: garis vertikal yang melalui angulus inferior skapula.

4)    Beberapa daerah khusus didinding dada
a.     Daerah supraklavicula: daerah yang terletak diatas klavikula pada dada depan
b.     Daerah infraklavicula: daerah yang terletak dibawah klavikula pada dada depan
c.     Daerah infraskapula: daerah yang terletak dibawah kedua skapula pada dada belakang
d.     Daerah interskapula: daerah yang terletak diantara kedua skapula pada dada belakang

5)    Proyeksi paru pada dinding toraks
Apeks paru: terletak 2-4 cm diatas 1/3 medial tulang klavikula
Sisi inferior paru:
Anterior kanan; pada garis midklavikula setinggi iga VI dan garis aksilaris anterior setinggi iga VIII
Posterior; setinggi Th10 pada inspirasi dalam akan bergeser ke bawah setinggi Th12

6)    Lobus paru
       Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Paru kiri terdiri dari 2 lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Fisura minor membagi lobus superior dan medius paru kanan. Sedangkan fisura mayor (oblik) kanan membagi lobus medius dan lobus inferior paru kanan dan fisura mayor kiri membagi lobus superior dan lobus inferior paru kiri.

PEMERIKSAAN FISIK PARU
1.     INSPEKSI
1.1  Pola Pernapasan
       Penilaian pola pernapasan meliputi: frekuensi (rate), irama (rhythm), kedalaman (depth) dan usaha bernapas (effort of breathing). Frekuensi napas adalah jumlah napas inspirasi dan ekspirasi selama 1 menit. Frekuensi napas normal pada orang dewasa adalah 8-16 kali/menit, sedangkan pada bayi dapat mencapai 44 kali/menit. Pada irama pernapasan, kita menilai apakah pernapasan penderita teratur (regular) atau tidak teratur (irregular). Kedalaman pernapasan adalah penilaian apakah penderita bernapas secara normal, dangkal atau dalam. Usaha bernapas dinilai dari ada atau tidaknya otot-otot pernapasan tambahan yang digunakan pada waktu bernapas seperti otot sternokleidomastoideus, otot skalenus dan otot trapesius, juga dilihat adakah retraksi pernapasan didaerah supraklavikula.

Kelainan bentuk dada
       Ada empat macam bentuk dada di mana keempat bentuk  ke empat bentuk dada ini berhubungan dengan gangguan pernapasan. Adapun keempat bentuk dada ini yaitu:
a. Barrel Chest (Dada Barel) : 
Bentuk dada yang menyerupai barel, hal itu terjadi karena hasil hiperinflasi paru. Hiperinflasi ialah terjebaknya udara akibat saluran pernapasan yang sempit/menyempit. Pada keadaan ini terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Penyakit yang bermanifestasikan barrel chest ini misalnya asma berat dan PPOK (jenis emfisema). Umumnya di temukan di pria

Sumber gambar: mini.donanimhaber.com

  b. Funnel Chest (Dada Corong) : Bentuk dada ini terjadi ketika adanya gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi ujung bawah sternum (tulang tengah di dada). Pada bentuk dada seperti ini rentan terjadi penekanan jaringan terhadap jantung dan pembuluh darah besar, sehingga murmur (suara bising) pada jantung sering terjadi. Funnel chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets atau sindrom marfan.

Sumber gambar : en.wikipedia.org

 c. Pigeon Chest (Dada Merpati) : Bentuk dada ini terjadi ketika ada pergeseran yang menyebabkan "lengkungan keluar" pada sternum dan tulang iga. Pada keadaan ini juga terjadi peningkatan diameter anteroposterior. Pigeon chest dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rikets, sindrom marfan, atau kifoskoliosis berat.

Sumber gambar : thoracicsurgery.co.uk

                  Kelainan Tulang belakang
Sumber gambar : spineuniverse.com

1.2  Pergerakan Dinding Dada
a.     simetris/asimetris
cara memeriksa simetris tidaknya pergerakan dinding dada antara lain:
·       penderita dalam posisi berbaring dan bernapas seperti biasa. Pemeriksa berdiri disebelah kaki penderita dan melihat pergerkan arcus costa untuk menilai simetris tidaknya pergerakan dinding dada
·       pada penderita yang gemuk, berpusar besar atau pada penderita yang karena sesaknya tidak dapat berbaring, perhatikangerakan tulang klavikulanya
b.     posisi paksa/terbatas
apabila karena suatu kelainan penderita merasa tidak nyaman dengan posisi normal, maka ia akan menyesuaikan diri dalam posisi paksa/terbatas. Hal tersebut dilakukan penderita agar merasa lebih nyaman dan mengurangi rasa nyeri. Misalnya penderita pleuritis akut akan berbaring pada sisi yang sakit untuk mengurangi perasaan nyeri yang timbul pada gerakan napas.

1.3  Lain-Lain
Perhatikan apakah terdapat benjolan tumor, sikatriks, bekas operasi, spider naevi (pada sirosis hepatis), posisi trakea (bergeser kiri/kanan)

2. PALPASI
1.1  Trakea
Posisi trakea dapat ditentukan dengan menempatkan ujung jari II dan III yang membentuk huruf V, atau ujung jari II tangan kiri dan kanan di incisura suprasternalis dan kemudian menentukan gelang-gelang trakea dalam hubungannya dengan sternum. Pergeseran trakea ke satu sisi merupakan petunjuk yang peka pergeserean posisi struktur mediastinum.

1.2  Identifikasi daerah nyeri/lesi
Rabalah masing-masing iga dan semua bagian dinding dada dengan tekanan kuat. Pada saat yang sama, tanyakan apakah terdapat perasaan nyeri dan perhatikan bukti adanya perasaan tidak nyaman. Perasaan nyeri pada palpasi dalam di sela iga dapat disebabakan oleh peradangan pleura akut atau infark paru.

1.3  Menilai tanda-tanda abnormalitas
Pada palpasi, periksa juga apakah terdapat tumor (melekat pada dinding dada atau tidak, ukuran, konsistensi), peradangan, abses (ditandai dengan fluktuasi) dan fraktur iga (ditandai dengan terdengarnya bunyi seperti gesekan rambut pada palpasi daerah lesi).
1.4  Menilai fremitus Taktil
Fremitus terjadi jika getaran suara yang berasal dari laring menjalar ke bronkus dan mengakibatkan paru dan dinding dada ikut bergetar. Cara memeriksanya adalah dengan meletakan kedua sisi ulnar tangan pemeriksa secara simetris disela iga dada penderita. Kemudin mintalah penderita untuk mengucapkan kata-kata “tujuh puluh tujuh” dengan suara yang dalam dan kuat. Pindahkan tangan pemeriksa dari atas kebagian bawah dinding dada penderita, dan bandingkan getaran yang dihasilkan oleh suara tersebut.

3. PERKUSI
3.1 Karakter suara utama perkusi
Nilailah apakah suara perkusi simetris antara sisi kiri dan sisi kanan . ada 5 jenis suara pokok perkusi yang dapat dibedakan;

Intensitas
Tinggi
Durasi
contoh
Pekak
Lemah
Tinggi
Singkat
Paha
Redup
Sedang
Sedang
Sedang
Hepar
Sonor
Kuat
Rendah
Panjang
Paru normal
Hipersonor
Sangat kuat
Lebih rendah
Lebih panjang
Empisema paru
Timpani
kuat
tinggi

Gaster yang kosong, pipi yang dikembungkan


4. AUSKULTASI
1.1  Suara Napas
Perhatikanlah intensitas suara napas dan nilai apakah suara napas normal atau melemah. Suara napas dapat dibagi 3 golongan yakni:

Suara napas
Durasi suara saat inspirasi dan ekspirasi
Tinggi suara napas saat ekspirasi
Intensitas suara napas saat ekspirasi
Lokasi normal
Vesikular
Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi
Rendah
Lemah
Didaerah perifer paru selain trakea dan bronkus besar
Bronkial/ trakeobronkial
Ekspirasi sama atau lebih panjang dari inspirasi
Tinggi
Keras
Didaerah trakea dan bronkus besar serta diantara skapula
Bronkovesikuler
Ekspirasi sama panjang dengan inspirasi
Lebih rendah dari suara napas bronkial
Lebih lemah dari suara napas bronkial
Sedikit didistal bronkus besar


Sumber :
1.     Widjaya, Teguh. Utami, Sandra. Editor: Prasetya, Edhiwan, (2006). Buku Panduan Diagnostik Fisik Di Klinik Edisi Revisi. Bandung: PT.Danamartha Sejahtera Utama
Dalam :
1.     Iing, 2015. Buku Pegangan Mahasiswa Semester 1. Mataram: Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pemeriksaan Fisik Umum Toraks Dan Paru"

Posting Komentar